N7X
Rp. 326,400,000
Rp. 350,400,000
Rp. 370,400,000
Form Download
Honda BR-V adalah jawaban Honda terhadap kebutuhan mobil dengan ground clearance tinggi, memiliki kapasitas tujuh tempat duduk, dan harganya terjangkau. Yang menarik, Honda selalu menjadi yang terakhir memasuki pasar, setelah sebelumnya seolah mengamati apa yang dilakukan oleh para kompetitor di kelas yang diincarnya.
Tidak perlu lama bagi Honda untuk menghadirkan mobil ini. Mobilio memberikan basis yang bagus untuk dikembangkan menjadi BR-V. Platform Brio, mesin L15 yang sudah ada, adalah modal awalnya. Desain, menjadi hal lain yang harus difokuskan. Toh, dengan mengambil bentuk yang tidak jauh berbeda dari Mobilio, dengan sedikit sentuhan kegagahan, BR-V bisa berdiri lebih macho dari saudaranya itu.
Pada Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018, Honda memboyong BR-V baru yang tidak terlalu baru. Kami katakan demikian karena mobil ini sedikit berubah, dengan ditambahkan aksesoris. Paling kentara adalah side body moulding di pintu, dan sistem hiburan baru berukuran 8-inci di dashboard. Layar ini adalah yang terbesar di kelasnya.
Mungkin karena memiliki banyak kesamaan dari segi teknis, banyak yang kurang percaya kalau BR-V, dengan harganya yang lebih mahal dari Mobilio, memiliki lebih banyak kelebihan dibanding saudaranya itu. Memang dari segi interior, material dan bentuknya tidak jauh berbeda. Bahkan bentuk kursi serta metode pelipatannya pun masih sama seperti Mobilio, namun dari sisi pengendaraan, mobil ini terasa lebih baik. Kenapa? Ada dua hal. Pertama, mobil ini lebih mahal dari Mobilio. Kedua, karena harganya lebih mahal, Anda tidak akan mau membayar lebih kalau kualitasnya sama saja dengan yang lebih murah, bukan?
Saat masuk ke dalam kabin, Anda akan langsung merasa ada banyak persamaan dengan Mobilio. Ya, karena desain dashboard-nya memang serupa, hanya saja BR-V memiliki beberapa tambahan aksen metal. Seperti yang ada pada frame ventilasi AC, serta aksen carbon di atas glove box. Tambahan aksen sporty tersebut mampu menutupi kekurangan berupa material dashboard yang terbuat dari plastik keras.
Untuk kursi, kali ini Honda menyematkan headrest yang bisa diatur untuk semua baris. Kepraktisan khas sebuah Honda juga terpancar dengan bagaimana membuka akses ke baris ketiga, hanya menarik satu tuas. Kursi bisa langsung terlipat kedepan dan menciptakan akses untuk ke bangku paling belakang. Kekurangan di bagian ini adalah, absennya pengatur ketinggian untuk pengemudi. Posisi duduk yang agak rendah membuat mereka yang bertubuh tidak terlalu tinggi, memerlukan waktu lebih untuk menyesuaikan diri.
Ruang kaki di mobil ini terbilang cukup baik. Terutama di baris kedua. Kursi yang bisa digeser maju-mundur membuat penumpang leluasa mendapatkan kelegaan. Hal tersebut juga berimplikasi positif untuk penumpang baris ketiga: ruang kakinya cukup fleksibel, meski bagaimanapun memang tidak bisa dibilang lega di bagian ini.
Di bagian hiburan, Honda memberikan head unit dengan layar sentuh yang sudah bisa melakukan mirroring dengan handphone, via kabel HDMI. Bahkan kalau Anda pengguna HP dengan basis Android, fungsi-fungsi handphone bisa langsung digunakan dan dilihat melalui headunit. Asal di telepon genggam Anda ada aplikasi SmartAppCar. Selain itu, tampilan kamera mundur akan membantu Anda saat parkir.
Seperti dikatakan tadi, BR-V mungkin mirip dengan Honda Mobilio, namun karena didaulat sebagai sebuah crossover antara MPV dan SUV, mobil ini memiliki beberapa tambahan yang membuatnya terlihat lebih macho. Konsep desain yang membentuk mobil ini dinamakan Active Solid Motion, yang bertujuan mengangkat karakter premium serta ketangguhan sebuah SUV.
Di bagian depan, desainer Honda memberikan grille yang lebih besar, dengan aksen krom yang kental. Desain lampu depan yang dibuat seolah menjadi ?one piece? dengan grill membuat BR-V tampak tegas dan berwibawa. Demikian juga dengan bumper yang terlihat sporty, dengan garis desain tegas. Di kedua pojok bumper tersemat lampu kabut, lengkap dengan frame berbalut krom. Bagian kap mesin juga dibuat berbeda dengan garis dan bentuk yang menegaskan kekuatan.
Meski kurang merepresentasikan bahasa desain Honda terbaru, tapi kombinasi tersebut menjadikan entry level crossover Honda ini terlihat lebar, sekaligus gagah.
Di bagian samping, tambahan over fender yang memeluk ban dengan velg 17 inchi sekali lagi merepresentasikan bahwa mobil ini bukan sekedar sebuah MPV. Side skirt dan door trim beraksen metal membuatnya terlihat kokoh. Dan ya, Anda masih bisa melihat guratan desain sebuah Mobilio di bagian ini. Sementara itu, kehadiran roof rail di atap seolah mengatakan bahwa BR-V memiliki utilitas yang tinggi bagi siapapun.
Di bagaian belakang, lagi-lagi kesan tegas tersirat. Penggunaan lampu belakang dengan desain meruncing ke bagian luar, menjadi hal pertama yang memancarkannya. Sementara tambahan roof spoiler dan bumper dengan imbuhan aksen metal dan garnish krom, menjadikannya lebih sportif sekaligus mewah.
Secara dimensi, BR-V juga lebih besar dari Mobilio yang menjadi saudara satu platform-nya. Panjang BR-V mencapai 4.456 mm atau lebih panjang 60 mm. Sementara lebarnya adalah 1.735 mm (lebih lebar 52 mm), dan tinggi 1.666 mm. Tidak kalah penting adalah, BR-V memiliki wheelbase sepanjang 2.662 mm, sehingga menjanjikan kelapangan ruang kabin.
Hal pertama yang akan Anda rasakan adalah bagaimana kemudi mobil ini terasa berisi. Dan jujur, rasanya lebih baik dari Mobilio. Entah perubahan apa yang dipasangkan oleh para insinyur Honda pada mobil ini, karena seperti saudaranya itu, BR-V tetap dibekali kemudi dengan EPS (Electronic Power Steering) dengan sistem kemudi rack and pinion.
Saat beranjak, kekedapan kabinnya juga patut diacungi jempol, untuk sebuah mobil yang berbasis Honda Brio. Namun saat speedometer terlihat melewati 60 km/jam, maka suara gemuruh angin akan muncul dan terasa cukup mengganggu sehingga volume audio harus ditingkatkan untuk mengkompensasi. Gemuruh angin ini kami curigai datang dari area atap, dimana terdapat roof rail untuk memasang rak.
Saat melewati jalanan tidak rata, ekspektasi kami yang sempat sangat rendah ternyata seperti ditepis oleh BR-V. Peredamannya memberikan rasa mantap tanpa suara ?gubrak-gabruk?. Disini, untuk mengkompensasi status SUV, Honda sepertinya memberikan bushing, atau mungkin shock breaker yang berbeda dengan Mobilio, untuk mendukung penggunaan di medan tidak rata, meski aliran suspensinya tetap MacPherson Strut di depan dan torsion beam di belakang, seperti milik Mobilio.
Penggunaan ban yang memiliki tapak lebih lebar dibanding Mobilio (195 vs 185) membuat gerakan manuver terasa meyakinkan di berbagai tingkat kecepatan. Namun tetap saja, sebagai mobil gerak depan, dengan status mobil keluarga, saat bermanuver agak tajam di kecepatan sekitar 60 km/jam, gejala understeer langsung muncul.
Sebagai mobil keluarga, tentunya jangan berharap performa layaknya mobil siap balap di sirkuit. Namun, mobil ini bisa memberikan rasa sporty dalam beberapa keadaan. Mesin L15 yang digunakan memang biasa saja saat dibejek. Namun kinerja transmisi yang menganut tipe CVT, sanggup memberikan sensasi putaran mesin yang padat. Tidak seperti CVT biasanya yang terasa ?ngempos?, dimana putaran mesin memuncak terlebih dahulu, baru kemudian kecepatan mengikuti.
Transmisi CVT BR-V mampu memberikan perputaran mesin yang seirama dengan kecepatan. Dan hal ini membuat crossover tersebut terasa memberikan sensasi yang lain dari sebuah mobil dengan transmisi CVT, meski sekali lagi, kalau diukur waktu akselerasinya pasti biasa saja, layaknya mobil keluarga.
Mesin L15 adalah penggerak berkonfigurasi 4-silinder yang sama dengan digunakan oleh Honda Jazz, City, Mobilio, bahkan Honda Civic Turbo terbaru juga menggunakan basis mesin ini. Tenaga yang dihasilkannya adalah 120 PS pada putaran mesin 6.600 rpm. Sedangkan torsi maksimal yang dikeluarkan adalah 145 Nm pada putaran 4.600 rpm. Sebuah angka yang cukup untuk menghasilkan mobil dengan performa ‘kalem’ untuk sarana berkendara keluarga.
Angka rasio kompresi sebesar 10,3:1 mengharuskan mobil ini untuk menggunakan BBM dengan RON diatas 90. Meski kami yakin, para penjualnya akan ada yang bilang tidak apa-apa menggunakan Premium, tapi hal ini tidak disarankan kalau mau menjaga umur mobil yang panjang.